Rogers terkenal dalam mengembangkan nondirective atau clientcentered theraphy. Bentuk terapi ini sangat popular di Amerika serikat dan digunakan dalam usaha memperbaiki kepribadian manusia dalam berbagai situasi.
Pendekatan
Rogers terhadap terapi dan model kepribadian sehat yang dihasilkannya,
memberikan suatu gambaran tentang kodrat manusia yang disanjung-sanjung dan
optimistis. Tema pokoknya adalah suatu refleksi tentang apa yang dipelajarinya
tentang dirinya pada usia 20 tahun; bahwa seseorang harus bersandar pada
pengalamannya sendiri tentang dunia karena hanya itulah kenyataannya yang dapat
diketahui oleh seorang individu.
PENDEKATAN
ROGERS TERHADAP KEPRIBADIAN
Rogers
bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk
mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasienini, Rogers
mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama
terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi. Karena itu
disebut “terapi yang berpusat pada klien (client centered theraphy)”. Jelas
metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu jiwanya memiliki suatu
tingkat kemampuan dan kesadaran tertentu dan mengatakan kepada kita banyak
tentang pandangan Rogers mengenai kodrat manusia.
Apabila
orang-orang bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu
memperbaikinya, maka mereka harus menjadi mahluk yang sadar dan rasional.
Rogers percaya bahwa orang-orang yang dibimbing oleh persepsi sadar mereka
sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka, bukan oleh kekuatan tak
sadar yang tidak dapat mereka control.
Menurut
Rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh
peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Hal-hal ini tidak menghukum atau mengutuk
kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol.
Masa sekarang dan bagaimana kita memandang nya bagi kepribadian yang sehat
adalah jauh lebih penting dari masa lampau. Tetapi Rogers mengemukakan bahwa
pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa
sekarang yang pada gilirannya dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis
kita. Jadi pengalaman masa kanak-kanak adalah penting, tapi fokus Rogers tetap
pada apa yang terjadi dengan kita sekarang.
Rogers
mempertahankan bahwa kepribadian harus diperiksa dan dipahami melalui segi
pandangan pribadi klien (pengalaman subjektif). Apa yang nyata bagi klien
adalah persepsinya yang unik tentang realitas. Rogers percaya bahwa karena
realitas ini tergantung pada pengalaman perseptual setiap orang, maka realitas
ini akan berbeda untuk setiap orang. Ia pun mengemukakan suatu tenaga pendorong
yang umum dan utama: kecenderungan atau usaha untuk aktualisasi diri.
MOTIVASI
ORANG YANG SEHAT: AKTUALISASI
Rogers
menempatkan suatu dorongan dalam sistemnya tentang kepribadian: memeliharakan,
mengaktualisasikan, dan meningkatkan semua segi individu. Kecenderungan ini
dibawa sejak lahir dan meliputi komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan
psikologis.
Tidak
ada segi pertumbuhan dan perkembangan manusia beroperasi secara terlepas dari
kecenderungan aktualisasi ini. Pada tingkat yang lebih rendah, kecenderungan
aktualisasi itu berkenaan dengan kebutuhan fisiologis dasar. Karena itu
kecenderungan aktualisasi itu memungkinkan organisme hidup terus dengan
membantu dan mempertahankan kebutuhan jasmaniah dasar.
Akan
tetapi aktualisasi berbuat jauh lebih banyak dari pada mempertahankan
organisme: aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan dan
pertumbuhan. Pematangan yang penuh itu tidak dicapai secara otomatis, meskipun
fakta bahwa ”blue print” bagi proses pematangan terkandung dalam struktur
genetis individu. Rogers berpendapat bahwa kecenderungan untuk aktualisasi
sebagai suatu tenaga pendorong jauh lebih kuat dari pada rasa sakit dan
perjuangan serta setiap dorongan yang ikut menghentikan usaha untuk berkembang.
Kecenderungan
aktualisasi pada tingkat fisiologis benar-benar tidak dapat dikekang;
kecenderungan itu mendorong individu ke depan dari salah satu tingkat pematangan
ke tingkat pematangan berikutnya. Perjuangan serta keuletan yang terlibat dalam
aktualisasi membuat kita bertambah dan bukan menjadi kurang tegang. Maka tujuan
hidup tidak hanya mempertahankan suatu kesetimbangan homeostasis atau suatu
tingkat ketentraman dan kesenangan yang tinggi, tetapi juga pertumbuhan dan
peningkatan.
Pada
tingkat biologis ini, Rogers tidak membedakan antara manusia yang sehat dan
manusia yang tidak sehat. Jelas, dia
tidak menemukan perbedaan antara orang yang sehat dan orang yang sakit secara
emosional. Tapi apabila kita memikirkan segi-segi psikologis dari aktualisasi
maka jelas ada perbedaan. Ketika seseorang bertambah besar, maka ”diri” mulai
berkembang. Pada saat itu juga, tekanan dalam aktualisasi beralih dari yang fisiologis
kepada yang psikologis. Rogers tidak menjelaskan kapan perubahan ini terjadi,
tetapi seseorang dapat menarik kesimpulan dari tulisan-tulisannya bahwa
perubahan ini mulai pada masa kanak-kanak dan selesai pada akhir masa adolensi.
Segera
setelah diri mulai timbul, maka kecenderungan kepada aktualisasi diri
kelihatan. Proses yang tetap dan bersinambung ini merupakan tujuan yang sangat
penting dalam kehidupan seseorang. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri
sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi-potensi psikologisnya yang
unik. Manusia memiliki dorongan yang dibawa sejak lahir untuk menciptakan dan
bahwa hasil ciptaan yang sangat penting adalah diri orang sendiri, suatu tujuan
yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-orang yang sehat.
Jadi, orang
yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan
dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis.
Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan.
Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari pengalaman masa kecil anak
akan penerimaan dan cinta kasih (ibu).
Terdapat tiga gambaran umum
aktualisasi diri
1. Aktualisasi diri bukanlah
merupakan keadaan yang menetap, melainkan suatu proses yang kontinu.
2. Aktualisasi diri merupakan proses
yang sukar bahkan terkadang menyakitkan sehingga diperlukan keberanian untuk
menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri
tidaklah berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek
dari aktualisasi diri ini.
3. Orang yang mengaktualisasikan
diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan tidak bersembunyi di balik
topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.
Ada
satu perbedaan yang penting antara kecenderungan umum dan kecenderungan khusus
ke arah aktualisasi diri. Pematangan dan perkembangan seluruh organisme sama
sekali tidak dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman. Akan tetapi aktualisasi
diri ditentukan oleh kekuatan sosial bukan kebutuhan biologis. Jadi aktualisasi
diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar.
PERKEMBANGAN DIRI
Anak
itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apayang menjadi milik atau
bagian dari dirinya dan semua benda lain. Ketika diamulai membentuk suatu
lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu
mengembangkan suatu ”pengertian diri” (self concept). Sebagai bagian dari self
concept, anak itu juga menggambarkan dia akan menjadi siapa atau mungkin ingin
menjadi siapa. Gambaran itu dibentuk sebagai suatu akibat dari bertambah
kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain.
Dalam
individu yang sehat dan yang mengaktualisasikan diri muncul lah suatu pola yang
berkaitan. Situasi itu berbeda untuk seorang individu yang mendapat gangguan
emosional. Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan
menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu anak itu
dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang, anak itu juga belajar
membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif”
(positive regard).
Positive
regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimilikisemua manusia;
setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap
anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Apakah anak itu
kemudian akan tumbuh menjadi suatu kepribadian yang sehat tergantung pada
sejauh manakah kebutuhan akan positive regard ini dipaskan dengan baik.
Self
concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhi oleh ibu. Anak itu
mengamati suatu celaan sebagai suatu celaan yang luas dan tersebar dalam setiap
segi dari adanya. Anak itu menjadi peka terhadap setiap tanda penolakan dan
segera mulai merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan akan
diberikan.
Dalam
hal ini, anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang-orang lain,
bukan dari dirinya sendiri. Karena dia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan
positive regard yang sekarang bertambah kuat, makinlama makin mengerahkan
energi dan pikiran. Anak itu harus bekerja keras untuk positive regard dengan
mengorbankan aktualisasi diri.
Anak
dalam situasi ini mengembangkan apa yang disebut Rogers ”penghargaan positif
bersyarat” (conditional positive regard). Kasih sayang dan cinta yang diterima
anak adalah isyarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak
mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan
sikap-sikap ibu. Jika itu terjadi, maka sikap ibu diambil alih oleh anak itu
dan diterapkan kepada dirinya.
Karena
keadaan yang menyedihkan ini dimana anak menerima conditional positive regard,
pertama-tama dari ibunya kemudian dari dirinya sendiri, syarat-syarat
penghargaan berkembang. Ini berarti anak merasakan suatu perasaan harga diri
hanya pada syarat-syarat tertentu. Dengan demikian, sifat defensif menjadi
bagian dari tingkah laku anak itu. Sebagai akibat dari sikap defensif ini,
kebebasan individu terbatas, kodrat atau dirinya yang sejati tidak dapat
diungkapkan sepenuhnya.
Diri
tidak dibiarkan untuk beraktualisasi sepenuhnya karena beberapa segi dari diri
harus dicek. Syarat-syarat penghargaan berlaku sebagai penutup mata kuda, yang
memotong suatu bagian dari pengalaman yang ada. Orang-orang dengan syarat
penghargaan harus membatasi tinglah laku mereka dan mengubah kenyataan karena
meskipun menyadari tingkah laku dan pikiran tidak pantas, namun dapat merasa
terancam kalau mereka memamerkannya. Karena individu ini tidak dapat
berinteraksi sepenuhnya dan terbuka dengan lingkungan mereka, maka mereka
mengembangkan apa yang disebut Rogers ”ketidakharmonisan” (incongruence) antara
konsep diri dan kenyataan yang mengitari mereka. Mereka tidak dapat
mengaktualisasikan semua segi diri. Artinya mereka tidak dapat mengembangkan
kepribadian yang sehat.
Syarat
utama bagi timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan ”penghargaan positif
tanpa syarat” (unconditinal positive regard) pada masakecil. Hal ini berkembang
apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana
anak bertingkah laku. Unconditinal positive regard tidak menghendaki bahwa
semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa
anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkannya tanpa dinasehati.
Rogers
percaya bahwa ibu dapat mencela tingkah laku-tingkah laku tertentu tanpa pada
saat yang sama menciptakan syarat-syarat dalam mana anak akan menerima kasih
sayang. Anak-anak yang tumbuh dalam unconditional positive regards tidak akan
mengembangkan syarat-syarat penghargaan. Mereka merasa diri berharga dalam
semua syarat. Dan jika syarat penghargaan tidak ada, maka tidak ada kebutuhan
untuk bertingkah laku defensif. Tidak akan ada juga ketidak harmonisan antara
diri dan persepsi terhadap kenyataan.
Dia
dapat mengambil bagian dalam kehidupan dengan bebas dan sepenuhnya. Diri adalah
dalam dan luas, karena diri itu mengandung semua pikiran dan perasaan yang
mampu diungkapkan orang itu. Diri itu juga fleksibel dan terbuka akan
pengalaman baru. Orang ini bebas untuk menjadi orang yang mengaktualisasikan
diri, untuk mengembangkan seluruh potensinya. Dan segera setelah proses aktualisasi
diri mulai berlangsung, orang itu dapat maju ketujuan terakhir, yakni menjadi
orang yang berfungsi sepenuhnya.
ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA
Kepribadian
yang sehat merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses ”suatu arah
bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus; tidak pernah merupakan
suatu kondisi yang selesai atau statis. Tujuan ini, yakni orientasi ke masa
depan ini, menarik individu ke depan, yang selanjutnya mendiferensiasikan dan
mengembangkan segala segi diri.
Hal
yang kedua tentang aktualisasi diri adalah aktualisasi diri itu merupakan suatu
proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan
suatu ujian, rentangan dan pecutan terus menerus terhadap semua kemampuan
seseorang. Hal ini berarti meluncurkan diri sepenuhnya ke dalam arus kehidupan.
Rogers
tidak menggambarkan bahwa orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tersu
menrus atau juga hampir setiap saat bahagia atau puas, meskipun mereka
benar-benar mengalami perasaan-perasaan ini. Orang-orang yang
mengaktualisasikan diri menjalani kehidupan yang kaya, menantang dan berarti,
tapi mereka tidak perlu tertawa terus menerus.
Hal
yang ketiga tentang orang yang mengaktualisasikan diri, yakni mereka
benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tidak bersembunyi dibelakang
topeng-topeng. Mereka bebas dari harapan dan rintangan yang diletakkan oleh
masyarakat atau orang tua mereka. Rogers tidak percaya bahwa orang yang
mengaktualisasikan diri hidup di bawah hukum-hukum yang diletakkan orang lain.
Diri
adalah tuan dari kepribadian dan beroperasi terlepas dari norma yang ditentukan
orang lain. Akan tetapi, orang yang mengaktualsiasikan diri tidak agresif,
memberontak secara terus terang dan dengan sengaja tidak konvensional dalam
mencemoohkan aturan dari orang tua atau masyarakat. Mereka mengetahui bahwa
mereka dapat berfungsi sebagai individu-individu dalam sanksi atau garis
pedoman jelas bagi masyarakat. Disamping itu, Rogers juga memberikan lima sifat
orang yang berfungsi sepenuhnya :
1.Keterbukaan pada pengalaman
Seseorang
yang tidak terhambat oleh syarat-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami
semua perasaan dan sikap. Jadi keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari
sikap defensif. Orang yang demikian mengetahui segala sesuatu tentang kodratnya;
tidak ada segi kepribadian tertutup. Itu berarti bahwa kepribadian adalah
fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan,
tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan persepsi dan ungkapan
baru.
Sebaliknya
kepribadian orang yang defensif, yang beroperasi menurut syarat penghargaan
adalah statis, bersembunyi di belakang peranan-peranan, tidak dapat menerima
atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman tertentu. Orang yang berfungsi
sepenuhnya dapat dikatakan lebih ”emosional” dalam pengertian bahwa dia lebih
mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif dan mengalami emosi
yang lebih kuat dibanding yang defensif.
2.Kehidupan eksistensial
Orang
yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan.
Karena orang yang sehat terbuka kepada semua pengalaman, maka diri atau
kepribadian terus menerus dipengaruhi atau
disegarkan oleh setiap pengalaman. Tapi, orang yang defensif harus
mengubah suatu pengalaman baru untuk membuatnya harmonis dengan diri; dia
memilikisuatu struktur diri yang berprasangka dimana semua pengalaman harus
cocok denganya.
Jelas
orang yang berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur diri
terus menerus terbuka kepada pengalaman baru. Kepribadian yang demikian itu
tidak kaku atau tidak dapat diramalkan. Rogers percaya bahwa kualitas dari
kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian
yang sehat. Kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen
itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah
dengan mudah sebagai respon atas pengalaman momen berikutnya.
3.Kepercayaan terhadap organisme orang
sendiri
Bertingkah
laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat dapat
diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada
faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat
bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Dalam
tingkah laku yang demikian itu terdapat banyak spontanitas dan kebebasan, tapi
tidak sama dengan bertindak terburu-buru atau sama sekali tidak memperhatikan
konsekuensinya.
Karena
orang yang sehat terbuka sepenuhnya pada pengalaman, maka dia memiliki jalan
masuk untuk seluruh informasi. Karena terbuka kepada semua pengalaman serta
menghidupkan pengalaman itu sepenuhnya, maka individu yang sehat dapat
membiarkan seluruh organisme mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi.
Seseorang
yang beroperasi semata-mata atas dasar rasional atau intelektual sedikit banyak
adalah cacat karena mengabaikan faktor-faktor emosional dalam proses mencapai
suatu keputusan. Semua segi organisme harus dianalisis dalam kaitannya dengan
masalah yang ada. Karena data yang digunakan untuk mencapai suatu keputusan
adalah tepat dan karena seluruh kepribadian mengambil bagian dalam membuat
keputusan, maka orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka, seperti
mereka percaya akan diri mereka sendiri. Sebaliknya orang yang defensif membuat
keputusan menurut larangan – larangan yang membimbing tingkah lakunya.
4.Perasaan bebas
Rogers
percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologisnya, semakin juga ia
mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih
dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan antara alternatif
pikiran dan tindakan. Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan
berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan
tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan atau peristiwa
lampau.
Orang
yang defensif tidak memiliki perasaan bebas itu. Orang ini dapat memutuskan
untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, namun tidak dapat mewujudkan
pilihan bebas itu kedalam tingkah laku yang aktual. Orang serupa itu tidak akan
memiliki perasaan berkuasa atas kehidupan dan tidak memiliki perasaan akan
kemungkinan yang tidak terbatas.
5.Kreativitas
Semua
orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Orang yang terbuka sepenuhnya
kepada semua pengalaman, yang percaya akan organisme mereka sendiri, yang
fleksibel dalam keputusan serta tindakan mereka ialah orang-orang yang akan
mengungkapkan diri mereka ke dalam produk-produk yang kreatif dan kehidupan
yang kreatif dalam semua bidang kehidupan mereka.
Orang
yang kreatif dan spontan tidak terenal karena konformitas atau penyesuaian diri
yang pasif terhadap tekanan-tekanan sosial dan kultural. Karena mereka kurang
bersikap defensif, maka mereka tidak menghiraukan kemungkinan tingkah laku
mereka diterima dengan baik oleh orang lain. Akan tetapi, mereka dapat dan
kerap kali benar-benar menyesuaikan diri dengan tuntunan dari situasi khusus
apabila konformitas yang demikian itu akan membantu memuaskan kebutuhan mereka
dan memungkinkan mereka mengembangkan diri.
Orang
yang defensif, yang kurang merasa bebas dan tertutup terhadap banyak pengalaman
dan yang hidup di garis-garis pedoman yang telah dikodratkan adalah tidak
kreatif dan tidak spontan. Orang ini lebih cenderung membuat kehidupan menjadi
aman dan dapat diramalkan, dan menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada
suatu taraf minimal daripada mencaritantangan, dorongan dan rangsangan baru.
Rogers
percaya bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan
bertahan terhadap perubahan drastis dalam kondisi lingkungan. Mereka memiliki
kreatifitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan traumatis sekalipun.
Jadi rogers melihat orang-orang yang berfungsi sepenuhnya merupakan ”barisan
depan yang layak” dalam proses evolusi manusia.
Kreativitas
dan spontanitas orang yang mengaktualisasikan diri menjadikannya pantas untuk
menjadi barisan depan dalam proses evolusi manusia.
a) Menurut rogers manusia yang rasional dan
sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa pada masa kanak-kanak.
Pengalaman-pengalaman masa lampau mempengaruhi cara bagaimana kita memandang
masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis
kita.
b) Positive Regard, suatu
kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang. Semua anak terdorong untuk
mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan
yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang,
cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi ia akan kecewa kalau dia
menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang.
c) Self concept yang
berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu. Namun jika si-ibu tidak
memberikan positive regard kepada anak, anak akan menjadi peka terhadap
suatu tanda penolakan. Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan dan tingkah
lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa
kecewa, maka kebutuhan positive regard sekarang bertambah kuat, anak
bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi
diri.
d) Kasih sayang yang diterima
anak adalah syarat tingkah laku yang baik. Karna ia mengembangkan conditional
positive regard maka ia menginternalisasikan sikap-sikap ibu dan
menerapkannya pada dirinya sendiri. Dalam keadan ini berarti bahwa anak itu
merasa suatu perasaan harga dirinya dalam syarat-syarat tertentu.
e) Syarat utama timbulnya
kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional
positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkenbang apabila ibu memberikan
cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan anak bertingkah laku. Cinta yang
diberikan debgan bebas ini bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar
yang diinternalisasikan.
f) Unconditional positive regard tidak
menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak
berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkan tanpa
dinasihati.
Sumber
:
Schultz, D.
(1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih
bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius
0 komentar:
Posting Komentar