Kepribadian Sehat Menurut Rogers


Rogers terkenal dalam mengembangkan nondirective atau clientcentered theraphy. Bentuk terapi ini sangat popular di Amerika serikat dan digunakan dalam usaha memperbaiki kepribadian manusia dalam berbagai situasi.
Pendekatan Rogers terhadap terapi dan model kepribadian sehat yang dihasilkannya, memberikan suatu gambaran tentang kodrat manusia yang disanjung-sanjung dan optimistis. Tema pokoknya adalah suatu refleksi tentang apa yang dipelajarinya tentang dirinya pada usia 20 tahun; bahwa seseorang harus bersandar pada pengalamannya sendiri tentang dunia karena hanya itulah kenyataannya yang dapat diketahui oleh seorang individu. 

PENDEKATAN ROGERS TERHADAP KEPRIBADIAN
Rogers bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasienini, Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi. Karena itu disebut “terapi yang berpusat pada klien (client centered theraphy)”. Jelas metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu jiwanya memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran tertentu dan mengatakan kepada kita banyak tentang pandangan Rogers mengenai kodrat manusia.
Apabila orang-orang bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu memperbaikinya, maka mereka harus menjadi mahluk yang sadar dan rasional. Rogers percaya bahwa orang-orang yang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka, bukan oleh kekuatan tak sadar yang tidak dapat mereka control.
Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Hal-hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandang nya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting dari masa lampau. Tetapi Rogers mengemukakan bahwa pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita. Jadi pengalaman masa kanak-kanak adalah penting, tapi fokus Rogers tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang.
Rogers mempertahankan bahwa kepribadian harus diperiksa dan dipahami melalui segi pandangan pribadi klien (pengalaman subjektif). Apa yang nyata bagi klien adalah persepsinya yang unik tentang realitas. Rogers percaya bahwa karena realitas ini tergantung pada pengalaman perseptual setiap orang, maka realitas ini akan berbeda untuk setiap orang. Ia pun mengemukakan suatu tenaga pendorong yang umum dan utama: kecenderungan atau usaha untuk aktualisasi diri.

MOTIVASI ORANG YANG SEHAT: AKTUALISASI
Rogers menempatkan suatu dorongan dalam sistemnya tentang kepribadian: memeliharakan, mengaktualisasikan, dan meningkatkan semua segi individu. Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan psikologis.
Tidak ada segi pertumbuhan dan perkembangan manusia beroperasi secara terlepas dari kecenderungan aktualisasi ini. Pada tingkat yang lebih rendah, kecenderungan aktualisasi itu berkenaan dengan kebutuhan fisiologis dasar. Karena itu kecenderungan aktualisasi itu memungkinkan organisme hidup terus dengan membantu dan mempertahankan kebutuhan jasmaniah dasar.
Akan tetapi aktualisasi berbuat jauh lebih banyak dari pada mempertahankan organisme: aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan. Pematangan yang penuh itu tidak dicapai secara otomatis, meskipun fakta bahwa ”blue print” bagi proses pematangan terkandung dalam struktur genetis individu. Rogers berpendapat bahwa kecenderungan untuk aktualisasi sebagai suatu tenaga pendorong jauh lebih kuat dari pada rasa sakit dan perjuangan serta setiap dorongan yang ikut menghentikan usaha untuk berkembang.
Kecenderungan aktualisasi pada tingkat fisiologis benar-benar tidak dapat dikekang; kecenderungan itu mendorong individu ke depan dari salah satu tingkat pematangan ke tingkat pematangan berikutnya. Perjuangan serta keuletan yang terlibat dalam aktualisasi membuat kita bertambah dan bukan menjadi kurang tegang. Maka tujuan hidup tidak hanya mempertahankan suatu kesetimbangan homeostasis atau suatu tingkat ketentraman dan kesenangan yang tinggi, tetapi juga pertumbuhan dan peningkatan.
Pada tingkat biologis ini, Rogers tidak membedakan antara manusia yang sehat dan manusia yang tidak sehat.  Jelas, dia tidak menemukan perbedaan antara orang yang sehat dan orang yang sakit secara emosional. Tapi apabila kita memikirkan segi-segi psikologis dari aktualisasi maka jelas ada perbedaan. Ketika seseorang bertambah besar, maka ”diri” mulai berkembang. Pada saat itu juga, tekanan dalam aktualisasi beralih dari yang fisiologis kepada yang psikologis. Rogers tidak menjelaskan kapan perubahan ini terjadi, tetapi seseorang dapat menarik kesimpulan dari tulisan-tulisannya bahwa perubahan ini mulai pada masa kanak-kanak dan selesai pada akhir masa adolensi.
Segera setelah diri mulai timbul, maka kecenderungan kepada aktualisasi diri kelihatan. Proses yang tetap dan bersinambung ini merupakan tujuan yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi-potensi psikologisnya yang unik. Manusia memiliki dorongan yang dibawa sejak lahir untuk menciptakan dan bahwa hasil ciptaan yang sangat penting adalah diri orang sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-orang yang sehat.
Jadi, orang yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis. Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan. Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari pengalaman masa kecil anak akan penerimaan dan cinta kasih (ibu).
Terdapat tiga gambaran umum aktualisasi diri
1.    Aktualisasi diri bukanlah merupakan keadaan yang menetap, melainkan suatu proses yang kontinu.
2.    Aktualisasi diri merupakan proses yang sukar bahkan terkadang menyakitkan sehingga diperlukan keberanian untuk menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri tidaklah berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek dari aktualisasi diri ini.
3.    Orang yang mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan tidak bersembunyi di balik topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.
Ada satu perbedaan yang penting antara kecenderungan umum dan kecenderungan khusus ke arah aktualisasi diri. Pematangan dan perkembangan seluruh organisme sama sekali tidak dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman. Akan tetapi aktualisasi diri ditentukan oleh kekuatan sosial bukan kebutuhan biologis. Jadi aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar.

PERKEMBANGAN DIRI
Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apayang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain. Ketika diamulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu ”pengertian diri” (self concept). Sebagai bagian dari self concept, anak itu juga menggambarkan dia akan menjadi siapa atau mungkin ingin menjadi siapa. Gambaran itu dibentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain.
Dalam individu yang sehat dan yang mengaktualisasikan diri muncul lah suatu pola yang berkaitan. Situasi itu berbeda untuk seorang individu yang mendapat gangguan emosional. Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif” (positive regard).
Positive regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimilikisemua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Apakah anak itu kemudian akan tumbuh menjadi suatu kepribadian yang sehat tergantung pada sejauh manakah kebutuhan akan positive regard ini dipaskan dengan baik.
Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhi oleh ibu. Anak itu mengamati suatu celaan sebagai suatu celaan yang luas dan tersebar dalam setiap segi dari adanya. Anak itu menjadi peka terhadap setiap tanda penolakan dan segera mulai merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan akan diberikan.
Dalam hal ini, anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang-orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena dia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan positive regard yang sekarang bertambah kuat, makinlama makin mengerahkan energi dan pikiran. Anak itu harus bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri.
Anak dalam situasi ini mengembangkan apa yang disebut Rogers ”penghargaan positif bersyarat” (conditional positive regard). Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah isyarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap-sikap ibu. Jika itu terjadi, maka sikap ibu diambil alih oleh anak itu dan diterapkan kepada dirinya.
Karena keadaan yang menyedihkan ini dimana anak menerima conditional positive regard, pertama-tama dari ibunya kemudian dari dirinya sendiri, syarat-syarat penghargaan berkembang. Ini berarti anak merasakan suatu perasaan harga diri hanya pada syarat-syarat tertentu. Dengan demikian, sifat defensif menjadi bagian dari tingkah laku anak itu. Sebagai akibat dari sikap defensif ini, kebebasan individu terbatas, kodrat atau dirinya yang sejati tidak dapat diungkapkan sepenuhnya.
Diri tidak dibiarkan untuk beraktualisasi sepenuhnya karena beberapa segi dari diri harus dicek. Syarat-syarat penghargaan berlaku sebagai penutup mata kuda, yang memotong suatu bagian dari pengalaman yang ada. Orang-orang dengan syarat penghargaan harus membatasi tinglah laku mereka dan mengubah kenyataan karena meskipun menyadari tingkah laku dan pikiran tidak pantas, namun dapat merasa terancam kalau mereka memamerkannya. Karena individu ini tidak dapat berinteraksi sepenuhnya dan terbuka dengan lingkungan mereka, maka mereka mengembangkan apa yang disebut Rogers ”ketidakharmonisan” (incongruence) antara konsep diri dan kenyataan yang mengitari mereka. Mereka tidak dapat mengaktualisasikan semua segi diri. Artinya mereka tidak dapat mengembangkan kepribadian yang sehat.
Syarat utama bagi timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan ”penghargaan positif tanpa syarat” (unconditinal positive regard) pada masakecil. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Unconditinal positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkannya tanpa dinasehati.
Rogers percaya bahwa ibu dapat mencela tingkah laku-tingkah laku tertentu tanpa pada saat yang sama menciptakan syarat-syarat dalam mana anak akan menerima kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dalam unconditional positive regards tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan. Mereka merasa diri berharga dalam semua syarat. Dan jika syarat penghargaan tidak ada, maka tidak ada kebutuhan untuk bertingkah laku defensif. Tidak akan ada juga ketidak harmonisan antara diri dan persepsi terhadap kenyataan.
Dia dapat mengambil bagian dalam kehidupan dengan bebas dan sepenuhnya. Diri adalah dalam dan luas, karena diri itu mengandung semua pikiran dan perasaan yang mampu diungkapkan orang itu. Diri itu juga fleksibel dan terbuka akan pengalaman baru. Orang ini bebas untuk menjadi orang yang mengaktualisasikan diri, untuk mengembangkan seluruh potensinya. Dan segera setelah proses aktualisasi diri mulai berlangsung, orang itu dapat maju ketujuan terakhir, yakni menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya.

ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA
Kepribadian yang sehat merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses ”suatu arah bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus; tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Tujuan ini, yakni orientasi ke masa depan ini, menarik individu ke depan, yang selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangkan segala segi diri.
Hal yang kedua tentang aktualisasi diri adalah aktualisasi diri itu merupakan suatu proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan suatu ujian, rentangan dan pecutan terus menerus terhadap semua kemampuan seseorang. Hal ini berarti meluncurkan diri sepenuhnya ke dalam arus kehidupan.
Rogers tidak menggambarkan bahwa orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tersu menrus atau juga hampir setiap saat bahagia atau puas, meskipun mereka benar-benar mengalami perasaan-perasaan ini. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menjalani kehidupan yang kaya, menantang dan berarti, tapi mereka tidak perlu tertawa terus menerus.
Hal yang ketiga tentang orang yang mengaktualisasikan diri, yakni mereka benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tidak bersembunyi dibelakang topeng-topeng. Mereka bebas dari harapan dan rintangan yang diletakkan oleh masyarakat atau orang tua mereka. Rogers tidak percaya bahwa orang yang mengaktualisasikan diri hidup di bawah hukum-hukum yang diletakkan orang lain.
Diri adalah tuan dari kepribadian dan beroperasi terlepas dari norma yang ditentukan orang lain. Akan tetapi, orang yang mengaktualsiasikan diri tidak agresif, memberontak secara terus terang dan dengan sengaja tidak konvensional dalam mencemoohkan aturan dari orang tua atau masyarakat. Mereka mengetahui bahwa mereka dapat berfungsi sebagai individu-individu dalam sanksi atau garis pedoman jelas bagi masyarakat. Disamping itu, Rogers juga memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :

1.Keterbukaan pada pengalaman
Seseorang yang tidak terhambat oleh syarat-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Jadi keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensif. Orang yang demikian mengetahui segala sesuatu tentang kodratnya; tidak ada segi kepribadian tertutup. Itu berarti bahwa kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan persepsi dan ungkapan baru.
Sebaliknya kepribadian orang yang defensif, yang beroperasi menurut syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi di belakang peranan-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman tertentu. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih ”emosional” dalam pengertian bahwa dia lebih mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif dan mengalami emosi yang lebih kuat dibanding yang defensif.

2.Kehidupan eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Karena orang yang sehat terbuka kepada semua pengalaman, maka diri atau kepribadian terus menerus dipengaruhi atau  disegarkan oleh setiap pengalaman. Tapi, orang yang defensif harus mengubah suatu pengalaman baru untuk membuatnya harmonis dengan diri; dia memilikisuatu struktur diri yang berprasangka dimana semua pengalaman harus cocok denganya.
Jelas orang yang berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur diri terus menerus terbuka kepada pengalaman baru. Kepribadian yang demikian itu tidak kaku atau tidak dapat diramalkan. Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian yang sehat. Kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon atas pengalaman momen berikutnya.

3.Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Dalam tingkah laku yang demikian itu terdapat banyak spontanitas dan kebebasan, tapi tidak sama dengan bertindak terburu-buru atau sama sekali tidak memperhatikan konsekuensinya.
Karena orang yang sehat terbuka sepenuhnya pada pengalaman, maka dia memiliki jalan masuk untuk seluruh informasi. Karena terbuka kepada semua pengalaman serta menghidupkan pengalaman itu sepenuhnya, maka individu yang sehat dapat membiarkan seluruh organisme mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi.
Seseorang yang beroperasi semata-mata atas dasar rasional atau intelektual sedikit banyak adalah cacat karena mengabaikan faktor-faktor emosional dalam proses mencapai suatu keputusan. Semua segi organisme harus dianalisis dalam kaitannya dengan masalah yang ada. Karena data yang digunakan untuk mencapai suatu keputusan adalah tepat dan karena seluruh kepribadian mengambil bagian dalam membuat keputusan, maka orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka, seperti mereka percaya akan diri mereka sendiri. Sebaliknya orang yang defensif membuat keputusan menurut larangan – larangan yang membimbing tingkah lakunya.

4.Perasaan bebas
Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologisnya, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan atau peristiwa lampau.
Orang yang defensif tidak memiliki perasaan bebas itu. Orang ini dapat memutuskan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, namun tidak dapat mewujudkan pilihan bebas itu kedalam tingkah laku yang aktual. Orang serupa itu tidak akan memiliki perasaan berkuasa atas kehidupan dan tidak memiliki perasaan akan kemungkinan yang tidak terbatas.

5.Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Orang yang terbuka sepenuhnya kepada semua pengalaman, yang percaya akan organisme mereka sendiri, yang fleksibel dalam keputusan serta tindakan mereka ialah orang-orang yang akan mengungkapkan diri mereka ke dalam produk-produk yang kreatif dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang kehidupan mereka.
Orang yang kreatif dan spontan tidak terenal karena konformitas atau penyesuaian diri yang pasif terhadap tekanan-tekanan sosial dan kultural. Karena mereka kurang bersikap defensif, maka mereka tidak menghiraukan kemungkinan tingkah laku mereka diterima dengan baik oleh orang lain. Akan tetapi, mereka dapat dan kerap kali benar-benar menyesuaikan diri dengan tuntunan dari situasi khusus apabila konformitas yang demikian itu akan membantu memuaskan kebutuhan mereka dan memungkinkan mereka mengembangkan diri.
Orang yang defensif, yang kurang merasa bebas dan tertutup terhadap banyak pengalaman dan yang hidup di garis-garis pedoman yang telah dikodratkan adalah tidak kreatif dan tidak spontan. Orang ini lebih cenderung membuat kehidupan menjadi aman dan dapat diramalkan, dan menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada suatu taraf minimal daripada mencaritantangan, dorongan dan rangsangan baru.
Rogers percaya bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan drastis dalam kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreatifitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan traumatis sekalipun. Jadi rogers melihat orang-orang yang berfungsi sepenuhnya merupakan ”barisan depan yang layak” dalam proses evolusi manusia.

Kreativitas dan spontanitas orang yang mengaktualisasikan diri menjadikannya pantas untuk menjadi barisan depan dalam proses evolusi manusia.
a)  Menurut rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa pada masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.
b)    Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang. Semua anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi ia akan kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang.
c)    Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu. Namun jika si-ibu tidak memberikan positive regard kepada anak, anak akan menjadi peka terhadap suatu tanda penolakan. Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan dan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa kecewa, maka kebutuhan positive regard sekarang bertambah kuat, anak bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri.
d)     Kasih sayang yang diterima anak adalah syarat tingkah laku yang baik. Karna ia mengembangkan conditional positive regard maka ia menginternalisasikan sikap-sikap ibu dan menerapkannya pada dirinya sendiri. Dalam keadan ini berarti bahwa anak itu merasa suatu perasaan harga dirinya dalam syarat-syarat tertentu.
e)    Syarat utama timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkenbang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan anak bertingkah laku. Cinta yang diberikan debgan bebas ini bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan.
f)    Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkan tanpa dinasihati.


Sumber :

Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius



http://id.scribd.com/doc/21792199/Resume-Rogers



GUSTIA RAHMI
13511117
2 PA 08

Share this article :
Share on fb Tweet Share on G+

0 komentar:

Follow Gustia Rahmi

Popular Posts

 
Gustia Rahmi on Social Media close button minimize button maximize button
fbLike us on Facebook
twitterFollow us on Twitter
G+Follow us on Google+