Benarkah air bisa mendengar dan berekspresi?



Air adalah kebutuhan seluruh makhluk hidup didunia, tanpa air tidak akan ada kehidupan. Taukah anda jika air bisa mendengar dan berbicara?

Prof. Dr. Masaru Emoto seorang ilmuan jepang melakukan penelitian sejak tahun 1994 tentang air diseluruh dunia, dan menemukan bahwa air yang paling baik untuk kesehatan adalah air zamzam di Arab Saudi.
Dr. Masaru melakukan penelitian dengan mengambil sampel air yang berasal dari seluruh dunia, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, kemudian air tersebut difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Air tersebut akan membentuk molekul indah sesuai dengan apa yang kita ucapkan kepada air, jika air diucapkan “Terimakasih” maka air tersebut akan membentuk Kristal segi enam yang indah, apabila diucapkan kata-kata negatif maka kristal tadi akan pecah dan kemudian berbentuk buruk. Jika diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika diputrakan musik heavy metal maka kristal akan hancur. Begitu juga apabila diucapkan kata “Peace atau Damai”, maka air akan berubah menjadi kristal yang sangat indah.

Dalam Penelitiannya, Dr. Masaru Emoto menemukan bahwa sebaik-baik air adalah air zamzam di Arab Saudi. Dengan kesimpulannya sebagai berikut:

1.Air Zamzam memiliki kemampuan penyembuhan yang luar biasa.
2.Air zamzam memiliki struktur molekul air yang unik bila dibandingkan air-air seluruh dunia. Air zamzam dalam bentuk kristal menghasilkan struktur indah heksagonal (segi enam) yang cantik, indah, seperti kilauan berlian yang memancarkan lebih dari 12 warna.
3. Air zamzam akan menjadi kristal yang indah bila di iringi hal-hal positif (doa dan bacaan al-Quran). Sebaliknya kristal tak beraturan jika di iringi hal-hal negative.
4. Sifat kualitas positif molekul kristal karena pengaruh lingkungan seperti: (Haji, umrah, munajat doa, dan bacaan Al-Quran) di sekitar Ka’bah tiap hari sepanjang masa.


Laboratorium eropa oleh Tariq Hussain, insinyur kimia, Peneliti Instalasi Pemurnian Air Laut untuk diminum, Jedah, menyimpulkan:
1. Air zamzam melalui proses penyaringan alamiah yang sangat unik, yakni melalui bebatuan dan gurus pasir yang berlapis-lapis.
2.Kandungan mineral dan elemen lainnya dengan jumlah fantastis, sekitar 2.000 miligram per-liter, biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per-liter. Diantaranya, sodium(250), kalsium(200), potassium(20), magnesium(50), sulfur(372), bicarbonate(366), nitrat(273), fosfat(0,25), clan ammonia(6).
3.Kadar kalsium dan garam magnesiumnya lebih tinggi dibanding sumur lainnya, berkhasiat untuk menghilangkan rasa haus dan efek penyembuhan.
4. Kandungan zat fluorida yang berkhasiat memusnahkan kuman-kuman tubuh manusia.
5.Air zamzam selalu bebas dari kontaminasi kuman, karena lingkungan sumur terjaga alami.
6.Saat musim kemarau, semua sumur disekitar Mekah kering, tapi sumur zamzam tetap berair, sepanjang zaman dan musim. Faktanya rata-rata 50 juta liter air zamzam di ambil untuk jamaah haji dari seluruh dunia, tidak termasuk umrah di luar bulan haji.
7.Sumber mata air sumur zamzam secara alami mengalir, tanpa bantuan mesin/sedot pensuplai air.
8.Sumur air zamzam tidak pernah ditumbuhi lumut maupun micro organisme, beda dengan sumur umumnya diseluruh dunia, sehingga air zamzam tetap steril.
9.Permukaan air yang keluar dari dasar sumur sama besarnya sebelum pengambilan air, dan aliran air yang keluar besarnya sama disetiap titik, disemua area. Ini menyebabkan permukaan sumur itu tetap stabil.
10.Komposisi dan rasa kandungan garamnya selalu stabil, selalu sama dari sejak terbentuknya sumur ini. “Rasanya selalu terjaga” diakui oleh semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang tiap tahun.
11.Air zamzam ini tak pernah dicampur bahan kimia apapun.
12. Dalam bukunya “The True Power of Water” yang laku keras di jepang dan amerika dijelaskan bagaimana air zamzam memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa.

Fakta:
1.Penelitian oleh sarjana anti islam, yang bertujuan merendahkan martabat air zamzam, selalu gagal.
2.Sampel riset tersebut dari kalangan orang islam atau non islam, hasilnya tetap sama. Sebuah mukjizat.
3.Hasil foto satelit/NASA menyimpulkan sumur zamzam ternyata berhubungan dengan Laut merah atau Laut Mati yang bersatu menuju satu titik yaitu dibawah Ka’bah.
4.      Sumur air zamzam adalah sumur abadi yang telah berumur lebih dari 4.000 tahun peninggalan Nabi Ibrahim.
5.Semua penelitian diatas sesuai dengan isi Al-Quran dan Hadits maupun pengalaman, seperti dibawah ini:
“Sebaik-baik air di permukaan bumi adalah air zamzam. Padanya ada makanan yang menyegarkan dan penawar bagi segala penyakit”. (Hadits)

“Air Zamzam, tergantung niat orang yang meminumnya.” (Hadits Shahih kitab Irwa-ul Ghalil).

“Air Zamzam sesuai dengan niat ketika meminumnya. Bila engkau meminumnya untuk obat, semoga Allah menyembuhkanmu. Bila engkau meminumnya untuk menghilangkan dahaga, semoga Allah menghilangkannya…” (Hadits hasan li ghairihi. Kitab Shahih Targhib wa Tarhib)

“Selama 30 hari, aku (Abu Dzar Al-Ghifari) tidak mempunyai makanan kecuali air Zamzam. Aku menjadi gemuk dan lemak perutku menjadi sirna. Aku tidak mendapatkan dalam hatiku kelemahan lapar.” (HR Muslim)

“Sesungguhnya demam adalah dari panas Neraka Jahanam, maka dinginkanlah/kompres dengan air atau air Zamzam” (HR Bukhari)

 “Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup”. (Q.S. Al Anbiya:30).
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu tersimpan di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya”. (Q.S.Mu’minun(23) ayat 18)

“Dan Kami mengirimkan angin yang menyuburkan/mengisi (lawaqih) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu air dengan ukuran tertentu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”. (Q.S. Al-Hijr : 22 )

“ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”.(Surah Al-Anbiya, ayat 30 )
Dan masih banyak ayat Alquran dan Hadist tentang air lainnya, (Sumber: Dakwatuna)
More

Sistem Informasi Psikologi (SIP)

Teknologi informasi telah menyebar luas diberbagai bidang, dibidang sosial maupun bidang sains dan teknologi. Teknologi informasi akan memudahkan pengguna dalam mencari informasi dan juga mengolah informasi itu sendiri, sehingga mendapatkan sesuatu yang lebih bermanfaat, sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pembahasan pada tulisan kali ini, didasari pada bidang psikologi yaitu Sistem Informasi Psikologi atau SIP. Sebelum mengetahui definisi dari SIP (Sistem Informasi Psikologi), ada baiknya jika saya mencoba mendefinisiskannya perbagian secara singkat, mengingat SIP terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi, dan psikologi.

1.            Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yang dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara.
Beberapa ahli juga mencoba mendefinisiskan sistem. Berikut definisi sistem menurut para ahli:
a.      L. James Havery
Menurut James sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

b.      Koentjaraningrat
Sistem adalah susunan yang berfungsi dan bergerak; suatu cabang ilmu niscaya mempunyai objeknya, dan objek yang menjadi sasaran itu umumnya dibatasi.

c.       John Mc Manama
Menurut John sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

d.      C.W. Churchman.
Menurut Churchman sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.

e.       J.C. Hinggins
Menurut Hinggins sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.

f.        Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurut Edgar sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

Sistem juga mempunyai memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat seperti berikut:
·         Terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi.
·         Mempunyai lingkungan luar.
·         Mempunyai interface (jalinan).
·         Terdiri dari masukan, pengolahan dan keluaran.

2.            Informasi
Di dalam pengolahan sistem pada akhirnya akan menghasilkan suatu informasi, untuk itu pendefenisian informasi diperlukan untuk menunjang berhasilnya pengembangan sistem yang akan dirancang. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari ordersekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan (Wikipedia). Defenisi lain tentang informasi menurut ahli yaitu :
a.      Jugiyanto
Menurut Jugiyanto informasi adalah data yang dapat diolah yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya.

b.      Robert G. Murdik
Menurut Robert informasi adalah data yag telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau masa mendatang.

c.       Gordon B. Davis,
Menurut Gordon informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.

Informasi akan memiliki arti manakala informasi tersebut memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
·         Relevan artinya Informasi yang diinginkan benar-benar ada relevansi dengan masalah yang dihadapi.
·         Kejelasan artinya terbebas dari istilah-istilah yang membingungkan.
·         Akurasi artinya bahwa informasi yang hendak disajikan harus secara teliti dan lengkap.
·         Tepat waktu artinya data yang disajikan adalah data terbaru dan mutahir.

3.            Psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:
a.      Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990)
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.

b.      Wilhem Wundt & E.B Titchener
Psikologi adalah pengalaman manusia yang dipelajari dari sudut pandang pribadi yang mengalaminya seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling), dan kehendak.

c.       Dakir (1993)
Menurut Dakir psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

d.      Muhibbin Syah (2001)
Menurut Muhibbin psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku.

Dari keseluruhan uraian mengenai sistem, Informasi, dan psikologi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi “Sistem Informasi Psikologi” adalah suatu sistem atau tata cara yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat secara langsung serta proses mental yang terjadi pada manusia sehingga data tersebut dapat diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti tujuan penelitian. Contoh nyata dari pengaplikasian SIP dalam kehidupan adalah penggunaan teknologi dalam pengambilan data tes psikologi, dalam hal ini umumnya komputer (komputerisasi alat tes psikologi).


Sumber :

http://4jipurnomo.wordpress.com/sip-sistem-informasi-psikologi/

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDMQFjAD&url=http%3A%2F%2Frepository.akprind.ac.id%2Fsites%2Ffiles%2Fconference-proceedings%2F2012%2Fandayati_15432.pdf&ei=ZeonVMTVKoqhugTR8YKQCg&usg=AFQjCNEiLjQL1PC2Hmu28RvoIcrIUIN6Og&bvm=bv.76247554,d.c2E

http://maizarpsikologi09.blogspot.com/2012/09/sistem-informasi-psikologi.html

http://www.slideshare.net/coryditapratiwi/paper-sippengantar-sistem-informasi-psikologi

http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
   

GUSTIA RAHMI
13511117
4PA08
Teknologi informasi telah menyebar luas diberbagai bidang, dibidang sosial maupun bidang sains dan teknologi. Teknologi informasi akan memudahkan pengguna dalam mencari informasi dan juga mengolah informasi itu sendiri, sehingga mendapatkan sesuatu yang lebih bermanfaat, sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pembahasan pada tulisan kali ini, didasari pada bidang psikologi yaitu Sistem Informasi Psikologi atau SIP. Sebelum mengetahui definisi dari SIP (Sistem Informasi Psikologi), ada baiknya jika saya mencoba mendefinisiskannya perbagian secara singkat, mengingat SIP terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi, dan psikologi.

1.            Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yang dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara.
Beberapa ahli juga mencoba mendefinisiskan sistem. Berikut definisi sistem menurut para ahli:
a.      L. James Havery
Menurut James sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

b.      Koentjaraningrat
Sistem adalah susunan yang berfungsi dan bergerak; suatu cabang ilmu niscaya mempunyai objeknya, dan objek yang menjadi sasaran itu umumnya dibatasi.

c.       John Mc Manama
Menurut John sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

d.      C.W. Churchman.
Menurut Churchman sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.

e.       J.C. Hinggins
Menurut Hinggins sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.

f.        Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurut Edgar sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

Sistem juga mempunyai memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat seperti berikut:
·         Terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi.
·         Mempunyai lingkungan luar.
·         Mempunyai interface (jalinan).
·         Terdiri dari masukan, pengolahan dan keluaran.

2.            Informasi
Di dalam pengolahan sistem pada akhirnya akan menghasilkan suatu informasi, untuk itu pendefenisian informasi diperlukan untuk menunjang berhasilnya pengembangan sistem yang akan dirancang. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari ordersekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan (Wikipedia). Defenisi lain tentang informasi menurut ahli yaitu :
a.      Jugiyanto
Menurut Jugiyanto informasi adalah data yang dapat diolah yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya.

b.      Robert G. Murdik
Menurut Robert informasi adalah data yag telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau masa mendatang.

c.       Gordon B. Davis,
Menurut Gordon informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.

Informasi akan memiliki arti manakala informasi tersebut memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
·         Relevan artinya Informasi yang diinginkan benar-benar ada relevansi dengan masalah yang dihadapi.
·         Kejelasan artinya terbebas dari istilah-istilah yang membingungkan.
·         Akurasi artinya bahwa informasi yang hendak disajikan harus secara teliti dan lengkap.
·         Tepat waktu artinya data yang disajikan adalah data terbaru dan mutahir.

3.            Psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:
a.      Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990)
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.

b.      Wilhem Wundt & E.B Titchener
Psikologi adalah pengalaman manusia yang dipelajari dari sudut pandang pribadi yang mengalaminya seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling), dan kehendak.

c.       Dakir (1993)
Menurut Dakir psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

d.      Muhibbin Syah (2001)
Menurut Muhibbin psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku.

Dari keseluruhan uraian mengenai sistem, Informasi, dan psikologi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi “Sistem Informasi Psikologi” adalah suatu sistem atau tata cara yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat secara langsung serta proses mental yang terjadi pada manusia sehingga data tersebut dapat diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti tujuan penelitian. Contoh nyata dari pengaplikasian SIP dalam kehidupan adalah penggunaan teknologi dalam pengambilan data tes psikologi, dalam hal ini umumnya komputer (komputerisasi alat tes psikologi).


Sumber :

http://4jipurnomo.wordpress.com/sip-sistem-informasi-psikologi/

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDMQFjAD&url=http%3A%2F%2Frepository.akprind.ac.id%2Fsites%2Ffiles%2Fconference-proceedings%2F2012%2Fandayati_15432.pdf&ei=ZeonVMTVKoqhugTR8YKQCg&usg=AFQjCNEiLjQL1PC2Hmu28RvoIcrIUIN6Og&bvm=bv.76247554,d.c2E

http://maizarpsikologi09.blogspot.com/2012/09/sistem-informasi-psikologi.html

http://www.slideshare.net/coryditapratiwi/paper-sippengantar-sistem-informasi-psikologi

http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
   

GUSTIA RAHMI
13511117
4PA08
More

TERAPI KELOMPOK

                                                                           BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Undang-undang No 3 tahun 1966 menyatakan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain (dalam Istiana, Keliat & Nuraini, 2011).
Berbagai terapi yang dapat diberikan perawat kepada anggota keluarga berupa terapi keluarga, terapi kelompok seperti edukasi kelompok, psikoedukasi kelompok, terapi supportif, dan terapi kelompok terapeutik (Stuart & Laraia, 2005 dalam Istiana, Keliat & Nuraini, 2011). Salah satu terapi kelompok yang diberikan adalah Terapi Kelompok Terapeutik (TKT). Terapi kelompok membantu anggotanya mencegah masalah kesehatan, mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok dan meningkatan kualitas antar anggota kelompok untuk mengatasi masalah dalam kehidupan (dalam Istiana, Keliat & Nuraini, 2011). Terapi ini diberikan pada semua tingkat usia sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya dan dapat dilakukan secara berkelompok maupun indvidu bertujuan menstimulasi perkembangan secara individu. 

B.     Tujuan Penulisan
   Tujuan dari penulisan makalah ini terbagi menjadi 2, yaitu:
   1.      Tujuan Umum
   Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang terapi kelompok.
   2.      Tujuan Khusus
   Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Psikoterapi.

C.     Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat umum tentang terapi kelompok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Terapi Kelompok
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Sitohang, 2011).
Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep dalam Sitohang, 2011).
Terapi Kelompok adalah bentuk terapi yang melibatkan satu kelompok dari pertemuan yang telah direncanakan oleh seorang terapis yang ahli untuk memfokuskan pada satu atau lebih dalam hal:
    1.      Kesadaran dan pengertian diri sendiri.
    2.      Memperbaiki hubungan interpersonal.
    3.      Perubahan tingkah laku.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa terapi kelompok adalah suatu psikoterapi secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien di mana pertemuan telah direncanakan oleh seorang terapis yang ahli untuk memfokuskan terhadap tujuan terapi.

B.     Manfaat
Menurut Yosep (dalam Sitohang, 2011) terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat:
    1.      Umum
a.       Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
b.      Membentuk sosialisasi
c.       Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi.
d.      Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif.
    2.      Khusus
a.       Meningkatkan identitas diri.
b.      Menyalurkan emosi secara konstruktif.
c.       Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari.
d.  Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya. 

C.     Tahapan Terapi Kelompok
Kelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase pra-kelompok; fase awal kelompok; fase kerja kelompok; fase terminasi kelompok (Stuart & Laraia, 2001 dalam Sihotang, 2011).
    1.      Fase Prakelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota, kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan. Menurut Dr. Wartono (dalam Sihotang, 2011) jumlah anggota kelompok yang ideal dengan cara verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang me menuhi syarat untuk mengikuti terapi kelompok adalah sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep dalam Sihotang, 2011).
   2.      Fase Awal Kelompok
Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan peran baru. Yalom (dalam Sihotang, 2011) membagi fase ini menjadi tiga fase, yaitu orientasi, konflik, dan kohesif. Sementara Tukman (dalam Sihotang, 2011) juga membaginya dalam tiga fase, yaitu forming, storming, dan norming.
a.       Tahap orientasi Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-masing, leader menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak dengan anggota.
b.      Tahap konflik Merupakan masa sulit dalam proses kelompok. Pemimpin perlu memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positif maupun negatif dan membantu kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah perilaku perilaku yang tidak produktif (Purwaningsih & Karlina dalam Sihotang, 2011).
c.       Tahap kohesif Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu sama lain (Keliat dalam Sihotang, 2011).
    3.       Fase Kerja Kelompok
Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan realistis (Keliat dalam Sihotang, 2011). Pada akhir  fase ini, anggota kelompok menyadari  produktivitas dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian (Yosep dalam Sihotang, 2011).
    4.      Fase Terminasi
Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok akan digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari. Terminasi dapat bersifat sementara (temporal) atau akhir (Keliat dalam Sihotang, 2011).

D.    Bentuk-bentuk Terapi Kelompok
Terapi kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar berasal dari jenis-jenis terapi individual yaitu:
    1.      Kelompok eksplorasi interpersonal
Tujuannya adalah mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan didukung oleh kerena itu, utuk meningkatkan harga diri, tipe ini yang paling umum dilakukan.
    2.      Kelompok Bimbingan-Inspirasi
Kelompok yang sangat terstruktur, kosesif, mendukung, yang meminimalkan pentingnya dan memaksimalkan nilai diskusi di dalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar, anggota kelompok dipilih sering kali kerena mereka mempunyai problem yang sama.
    3.      Terapi Berorientasi Psikoanalitik
Suatu tehnik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan interprestasi tentang konflik yang  disadari  pasien dan memprosesnya dari obserpasi interaksi antar anggota kelompok. Sebagian besar terapi kelompok yang sukses tampaknya bergantung lebih pada pengalaman, sensitivitas, kehangatan, dan kharisma pemimpin kelompok dari pada orientasi teori yang dianut (Tomg dalam Ahmad, 2012).
Berbagai masalah dalam kelompok untuk mengembangkan kepercayaan diri, sensitifitas, dan keterampilan sosial. Terdapat penekanan pada hubungan timbal balik antar anggota kelompok yang difasilitasi oleh ahli terapi. Terapi kelompok dapat berlangsung terus menerus atau terbatas waktu (Hibbert dalam Ahmad, 2012).

E.     Kuesioner Kepuasan Anggota Kelompok
Di bawah ini diberikan satu contoh kuesioner untuk mengukur kepuasan seseorang terhadap kelompok yang dia ikuti. Kuesioner ini bisa digunakan oleh pekerja sosial dalam proses asesmen atau penggalian masalah dan kebutuhan klien dalam kegiatan Terapi Kelompok (Zastrow, 1999). Pilihan jawaban dari atas ke bawah menunjukkan tingkat kepuasan anggota kelompok yang bisa diberi skor secara berjenjang dari 4 hingga 1 atau 0. Skor jawaban yang tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi, kep[uasan anggota kelompok dikategorikan tinggi jika berada diantara skor 10 s/d 14; skor sedang sekitar 5 s/d 9 dan rendah jika memiliki skor di bawah 5.
Pekerja sosial dapat memberi pengantar atau petunjuk sebagai berikut : mohon anda dapat mengevaluasi pengalaman-pengalaman yang dialami anda di dalam kelompok yang anda ikuti. Silahkan anda memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia. Jawaban-jawaban anda terhadap kuesioner ringkas ini akan membantu kami dalam memperbaiki kelompok-kelompok di masa yang akan datang. Guna menjamin kerahasiaan, anda tidak perlu mencantumkan nama dan indentitas anda lainnya.
     1.      Apakah anda dapat mencapai harapan-harapan anda dengan bergabung dengan kelompok ini?
___ Ya, sepenuhnya
___ Sebagian besar
___ Tidak ada kemajuan berarti
___ Semakin memburuk dari sebelumnya
         Komentar lain:
    2.      Anda merasa bahwa kelompok ini dapat mencapa tujuan-tujuannya?
___ Ya, sepenuhnya
___ Sebagian besar
___ Tidak ada kemajuan berarti
___ Kelompok ini melakukan kesalahan fatal
Komentar lain:
    3.      Bagaimana perasaan anda berkenaan dengan pemimpin kelompok ini?
___ Sangat rnernuaskan
___ Memuaskan
___ Biasa-biasa saja, tidak ada perasaan apa pun
___ Tidak memuaskan
___ Sangat tidak memuaskan
Komentar lain:
    4.      Bagaimana perasaan anda terhadap anggota lain dari kelompok ini?
___ Puas dengan siapa saja
___ Puas dengan sebagian, tidak puas dengan sebagian lainnya
___ Biasa-biasa saja, tidak ada perasaan apapun
___ Tidak puas dengan sebagian besar anggota kelompok ini
___ Tidak puas dengan semua anggota kelompok ini
     Komentar lain:
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Terapi kelompok adalah suatu metode khusus yang memberikan kesempatan-kesempatan kepada individu-individu dan kelompok-kelompok untuk tumbuh dalam seting-seting fungsional, pekerjaan sosial, rekreasi dan pendidikan. Terapi kelompok dapat digunakan utuk ranah klinis, pendidikan sampai industri sesuai dengan tujuan diadakannya terapi dengan tetap memperhatikan prinsip dan proses berjalannya terapi.
Tahapan terapi kelompok terdiri dari, fase prakelompok, fase awal kelompok; tahap orientasi, tahap konflik, tahap kohesif, fase kerja kelompok, dan fase terminasi
Bentuk-bentuk terapi kelompok terdiri atas, kelompok eksplorasi interpersonal, kelompok bimbingan-inspirasi, serta terapi berorientasi psikoanalitik. Sebelum terapi diputuskan selesai, para anggota diminta untuk mengisi kuesioner demi keputusan hasil akhir dari terapi kelompok.

Contoh kasus 1
Anak sekolah di Sekolah Dasar Negeri wilayah Kelurahan Depok (SDN Depok 3 dan SDN Depok 4) dan Depok Jaya (SDN Depok Baru 4 dan SDN Depok Baru 07) Kota Depok dengan jumlah sampel 116 orang murid kelas 4 dan 5 yang dipilih secara simple random sampling. Kriteria inklusi responden adalah : Anak usia sekolah (9 sampai 11tahun), bisa membaca dan menulis, bersedia menjadi responden, anak yang sudah melampaui masa perkambangan usia pra sekolah (dengan indikator usia anak).
Sekolah Dasar yang digunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut: di Kelurahan Depok Jaya adalah SDN Depok Baru 4 dan SDN Depok Baru 7 sebagai kelompok intervensi 1, SDN Depok Baru 3 dan SDN Jaya 3 sebagai kelompok kontrol, sedangkan di Kelurahan Depok adalah SDN Depok 3 dan SDN Depok 4 sebagai kelompok intervensi 2. Waktu penelitian dimulai dari Bulan April 2011 sampai Bulan Juni 2011. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari empat kuesioner: kuesioner A (data demografi), kuesioner B (pengetahuan anak usia sekolah tentang stimulasi anak usia sekolah), kuesioner C (kemampuan psikomotor anak usia sekolah dalam melakukan stimulasi perkembangan), dan kuesioner D (perkembangan industri anak usia sekolah). Analisis bivariat yang digunakan adalah independent t-test, paired t-test, dan chi square. Analisis multivariat menggunakan uji Anova dan regresi linier ganda.

Hasil
Karakteristik usia anak sekolah keseluruhan memiliki rata-rata usia 9,97 tahun dengan usia termuda 9 tahun dan tertua 11 tahun. Jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-laki sejumlah 58 orang (74,4%). Pendidikan orang tua yang terbanyak adalah pendidikan tinggi sejumlah 72 orang (78,1%). Orang tua yang bekerja sebanyak 69 orang (56,5%) dan jumlah saudara kandung yang terbanyak adalah lebih dari 3 orang sebanyak 65,4% dari keseluruhan responden.
Setelah dilakukan TKT anak sekolah pada anak-orang tua (kelompok intervensi 1) dan anak-guru (kelompok intervensi 2) didapatkan pengetahuan anak usia sekolah pada kelompok intervensi 1 adalah 33,95 (97 %), kelompok intervensi 2 sebesar 32,87 (93,91%) dan kelompok kontrol sebesar 31,33 (89,51%) dengan nilai p-value < 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna tindakan TKT pada ketiga kelompok.
Kemampuan psikomotor anak usia sekolah dalam menstimulasi perkembangannya adalah setara pada ketiga kelompok setelah dilakukan TKT. Hasil yang didapat pada kelompok intervensi 1 adalah 87,54 (72,95 %), kelompok intervensi 2 sebesar 94,55 (78,79%), sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 80,45 (67.04%) dengan nilai p-value < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat bermakna peningkatan kemampuan psikomotor dalam menstimulasi perkembangan industri di antara ketiga kelompok.
Hasil penelitian TKT menunjukkan adanya peningkatan yang bermakna antara perkembangan industri anak sebelum dan setelah mendapatkan TKT anak sekolah pada kelompok intervensi 1 sebesar 77,62 (77,62%), kelompok intervensi 2 83,61 (83,61%) sehingga meningkat secara bermakna bila dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan TKT (Grafik 3). Karakteristik anak usia sekolah yang berkontribusi terhadap pengetahuan, kemampuan psikomotor dan perkembangan usia industri anak usia sekolah adalah usia. Pengaruh usia terhadap pengetahuan anak setelah dikontrol oleh variabel lain adalah sebesar 28 % (intervensi 1) dan 27 % (intervensi 2). Pengaruh usia anak terhadap kemampuan psikomotor anak adalah sebesar 49% (intervensi 1) dan 45% (intervensi 2). Pengaruh usia terhadap perkembangan industri anak setelah dikontrol variabel lain adalah sebesar 43% (intervensi 1) dan 55% (intervensi 2).

Contoh Kasus 2
Perempuan paruh baya mengalami banyak perubahan psikososial yang dapat mempengaruhi perkembangannya sehingga diperlukan upaya promotif untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Penelitian quasi experimental dengan pendekatan prepost test with control group ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap perkembangan generativitas perempuan paruh baya di Kabupaten Pinrang. Hasil penelitian terhadap 34 orang kelompok intervensi dan 36 orang kelompok kontrol (melalui purposive sampling) menunjukkan peningkatan generativitas secara bermakna (p= 0,000, α= 0,05) pada kelompok intervensi dan peningkatan secara tidak bermakna pada kelompok kontrol (p= 0,410, α= 0,05) sebelum dan sesudah dilakukan TKT. Terapi kelompok terapeutik ini direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa bagi perempuan paruh baya.

Contoh Kasus 3
Untuk menganalisa pengaruh tindakan keperawatan terapi kelompok suportif terhadap Kelompok Reponden kelompok kontrol diambil dari klien DM yang dirawat inap di Bangsal mampuan mengatasi perilaku kekerasan pada klien skizofrenia di Rumah Sakit Dr. Amino Gondo Hutomo Semarang. Sedangkan perlakuan yang didapatkan klien adalah tindakan keperawata terapi kelompok suportif sebanyak empat sesi. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuesioner skala novaco dari novaco, Fauziah dan Putri dengan modifikasi peneliti. Responden diseleksi dengan menggunakan kuesioner tersebut dan bila memiliki nilai total <15 maka individu memenuhi criteria untuk menjadi responden yaitu dengan skala marah sedang. Kriteria yang lain adalah Usia dewasa (18 – 55 tahun) yang mampu mengisi data-data yang diberikan, bisa membaca dan menulis, klien yang sudah dirawat selama 2 minggu di RSJ Dr. Amino Gondohutomo Semarang, diagnosa keperawatan perilaku kekerasan (berdasarkan catatan keperawatan), jenis obat yang di minum pasien yaitu : CPZ, HP dan THP (berdasarkan catatan keperawatan), klien yang sudah mendapatkan TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan (berdasarkan catatan keperawatan). klien yang mengalami tingkat kemarahan sedang berdasarkan hasil screening emosi marah. Analisis statistik yang dipergunakan yaitu univariat dan bivariat dengan analisis korelasi pearson dan dependent-sample t-test serta Anova dengan tampilan dalam bentuk tabel dan distribusi frekuensi.

Hasil
Hasil penelitian pada menunjukkan bahwa rata-rata usia responden adalah 29,33 tahun dan frekuenai dirawat adalah selama 2,6 kali. 57, 1% responden berjenis kelamin laki-laki, 16,9% bekerja sebagai buruh, 50% berpendidikan menengah (SMP), dan 54,8% responden berstatus tidak kawin. Uji karakteristik responden menunjukkan bahwa pada 5% tidak ada perbedaan yang signifikan karakteristik responden. Tabel 1 nilai pre test kemampuan kognitif sebesar 18,93, untuk nilai kemampuan perilaku sebesar 51,90, sedangkan untuk nilai kemampuan sosial sebesar 22,83. Setelah dilakukan terapi kelompok supportif kemampuian mengatasi perilaku kekerasan mengalami peningkatan skor perbedaan dilihat dari setel;ah diberikan terapi suportif dengan kemampuan kognitif, kemampuan perilaku dan kemampuan sosial peningkatan dengan nilai pada 5% (p value > 0,000) pada tabel 4 artinya ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengatasi perilaku kekerasan dengan permberian terapi kelompok suportif.
Hasil screening menunjukkan bahwa kebanyakan klien berada pada tingkat emosi sedang
dan beberapa yang mengalami emosi kurang dan buruk dilaporkan kebagian keperawatan untuk ditindaklanjuti. Kondisi ini perlu ditangani, salah satunya dengan memberikan terapi kelompok suportif bagi klien perilaku kekerasan. Pemberian terapi kelompok suportif berdampak respon perilaku yang cukup besar.
Terapi kelompok suportif merupakan sala satu jenis terapi kelompok untuk merubah perilaku, perubahan perilaku dilatih melalui tahapan-tahapan tertentu sehingga perubahan perilaku yang diharapkan akan lebih mudah dilakukan klien. Gambaran perilaku yang akan dipelajari, memperlajari perilaku baru melalui petunjuk dan demonstrasi, role play yaitu mempraktekkan perilaku baru dengan memberikan umpan balik dan mengaplikasikan perilaku baru dalam situasi nyata. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Miller dan Harsen (1997) menyatakan bahwa perubahan perilaku yang baik dapat dilakukan dengan tehnik asertif.
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa pemberian terapi generalis dan terapi kelompok suportif menurunkan respon perilaku lebih besar daripada hanya dengan terapi generalis saja.


DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, T. (2011, 06 20). Makalah Terapi Kelompok. Dipetik 05 20, 2014, dari Katulumbu: http://katumbu.blogspot.com/2012/06/makalah-terapi-kelompok.html
Hapsah., Hamid, A., & Susanti, H. (2011). Peningkatan Generatvitas Melalui Terapi Kelompok pada Perempuan Paruh Baya. Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Hidayati, E. (2012). Pengaruh Terapi Kelompok Suportif terhadap Kemampuan Mengatasi Perilaku Kekerasan Pada Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Kota Semarang. Seminar Hasil-Hasil Penelitian – LPPM UNIMUS .
Istiana, D., Keliat, B. A., & Nuraini, T. (2011). Terapi Kelompok Terapeutik Anak Usia Sekolah pada Anak-Orang Tua dan Anak-Guru Meningkatkan Perkembangan Mental Anak Usia Sekolah. Jurnal Ners Vol. 6 No. 1 , 94-100.
Sihotang, L. (2011). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Kemampuan Mengontrol. Medan: USU: Tidak diterbitkan.
Suharto, E. (2002). Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta.


Tugas ini disusun oleh :
          Annisa Muslimah (10511966) 
Gustia Rahmi (13511117)
Yuni Andayani (17511660) 
 
         3PA08
More

Follow Gustia Rahmi

Popular Posts

 
Gustia Rahmi on Social Media close button minimize button maximize button
fbLike us on Facebook
twitterFollow us on Twitter
G+Follow us on Google+